Senja di Sore Itu

Senja di Pantai Tanjung Pendam, Februari 2020


Sore itu jam menunjukkan pukul 5, ia sendirian di dalam kamar penginapannya yang nyaman. Bergelut dengan selimut, dengan televisi yang dibiarkan menyala namun matanya tertuju pada kertas yang ia pegang.

Teman sekamarnya sedang berada di tempat lain, berjuang dengan soal-soal di depan layar komputer bersama ratusan orang lainnya, dan besok adalah gilirannya. Ia dan teman sekamarnya adalah "rival" --dari sudut pandang orang lain-- namun baginya, teman sekamarnya yang menemaninya datang untuk pertama kali ke pulau indah ini bukanlah rival melainkan teman perjalanan.

Matanya tidak bisa fokus pada kertas yang ia pegang. Televisi yang terus menerus memanggil-manggil untuk ditonton tidak juga ia gubris. Pikirannya tiba-tiba tertuju pada sebuah pantai, "Sepertinya akan menyenangkan menikmati senja sejenak, sebelum esok hari bertarung dengan 100 soal" gumamnya dengan lantang pada diri sendiri.

Pukul 5 lewat 15 menit, keputusan itu ia ambil. Ia mengambil ponselnya yang ia letakkan disebelah tv yang terus ia abaikan. Mengotak-atik ponselnya sejenak lalu bersiap untuk keluar. Ia menghubungi temannya yang lain yang berada di penginapan berbeda. Mereka sepakat untuk bertemu di sebuah pantai untuk menikmati Senja kedua di pulau kecil itu.

Dan senja di sore itu menjadi salah satu senja terbaik di hidupnya. Keputusannya meninggalkan televisi, kertas yang ia baca, dan kamar penginapannya yang nyaman sore itu adalah keputusan yang tepat.



Rima, Belitung 2020


Comments

Popular Posts